Tingkat Turnover Tinggi Adalah Dan Contohnya Dalam Perusahaan

Kurangnya Pengembangan Profesional

Ini adalah salah satu penyebab tingkat turnoveryang tinggi. Karyawan secara alami mencari pertumbuhan karir. Aspirasi ini tidak hanya berarti pertumbuhan finansial tetapi sebagian besar pengembangan profesional.

Oleh karena itu, jika Anda tidak menawarkan vektor pengembangan karir karyawan Anda, kemungkinan besar, Anda akan melihat mereka pergi sebentar lagi.

Solusi: Buat program pengembangan profesional

Untuk mengatasi masalah ini:

Informasi mengenai coaching karyawan dapat dilihat melalui artikel ini Apa Itu Coaching? Pahami Metode dan Tujuannya untuk Karyawan.

Solusi Mengatasi Turnover yang Tinggi

Jangan khawatir, berita baiknya adalah permasalahan tentang employee turnover sangat bisa untuk diatasi. Seringkali, solusinya dimulai dengan manajer departemen. Berikut beberapa cara yang bisa digunakan oleh tim HR untuk mengatasi permasalahan employee turnover:

Jika terjadi permasalahan employee turnover, perusahaan wajib memberi perhatian khusus dan segera mengatasinya sebelum berlarut dan nantinya merugikan perusahaan tersebut. Laju employee turnover yang tinggi memberikan berbagai permasalahan perusahaan yang bisa berdampak fatal bagi perusahaan.

Analisa permasalahan secara mendetail dan menyeluruh bisa menyelamatkan perusahaan dari permasalahan employee turnover ini. HR dan manajer mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan permasalahan employee turnover ini. Keberadaan teknologi dapat dimanfaatkan untuk kelancaran proses mengatasi maupun mencegah laju employee turnover yang tinggi. Worxspace hadir sebagai smart personalia tool yang dapat membantu HR dan manajer dalam mengatasi masalah employee turnover. Pelajari selengkapnya di https://worxspace.id/

Asset turnover ratio dapat menjadi cara terbaik dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset dalam menghasilkan penjualan.

Dalam meningkatkan pertumbuhan suatu bisnis atau perusahaan, biasanya operasional akan tergantung dengan modal kerja.

Selain arus kas yang perlu dikendalikan dan dioptimalkan, salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian khusus yaitu seluruh pemanfaatan aset yang terus berputar untuk menghasilkan pendapatan dan menutupi biaya operasional.

Dengan memahami bagaimana mengukur perputaran aset dan mendapatkan gambaran secara lebih luas, simak penjelasan mengenai asset turnover ratio berikut.

Kelelahan Karyawan

Berikutnya yang menjadi penyebab turnover karyawan adalah faktor kelelahan. Banyak karyawan yang merasa kewalahan dengan pekerjaan, mulai merasa stres dan kelelahan, dan itu mungkin mendorong mereka untuk berhenti dan mencari tempat kerja yang menawarkan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.

Solusi: Pikirkan kembali distribusi ruang lingkup pekerjaan.

Untuk membantu karyawan mengatasi stres dan mengurangi pergantian karyawan:

Dampak Moral dan Menurunnya

Produktivitas Karyawan Ketika melihat rekan kerjanya terus berkurang ditambah dengan beban kerja yang dilimpahkan kepada mereka yang bertahan, lama kelamaan mereka juga tergerak untuk mengundurkan diri dan mencari kesempatan baru di tempat lain. Tidak hanya itu, kualitas produk atau jasa Anda juga berpotensi untuk berkurang karena adanya kesenjangan pengetahuan, kurangnya sumber daya manusia, dan menurunnya produktivitas karyawan. Hal ini juga berdapat pada peluang perusahaan untuk mengambil proyek tertentu.

Tidak Ada Kesempatan untuk Tumbuh atau Berkembang

Faktor lain yang kuat sebagai alasan orang meninggalkan pekerjaan adalah mereka tidak melihat masa depan untuk diri mereka sendiri di perusahaan. Budaya pengembangan karyawan adalah bagian penting dari manajemen bakat.

Hal-hal seperti pelatihan berbasis keterampilan untuk menawarkan pendidikan berkelanjutan dan penggantian biaya kuliah, layanan pengembangan karir dan pelatihan, pendampingan dan program pengembangan kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk mempertahankan karyawan yang berkualitas.

Untuk mengevaluasi program perusahaan, maka perusahaan harus mengevaluasi dengan memberi kepastian mengenai :

Setelah mengetahui pengertian turnover karyawan dalam perusahaan, penyebab tingginya turnover karyawan dan solusinya, kini Anda dapat membuat perusahaan Anda lebih kondusif tanpa kehilangan karyawan yang berkualitas dengan menerapkan solusi yang telah diberikan.

Turnover pada sebuah perusahaan merupakan proses keluar masuknya karyawan dalam jangka waktu tertentu. Turnover adalah salah satu hal yang sangat lumrah terjadi di suatu perusahaan.

Melansir Indeed.com, ada beberapa faktor yang menyebabkan turnover rate tinggi, seperti upah yang tidak sesuai, budaya kerja dan beban kerja berlebih sehingga mengakibatkan burnout serta tidak adanya kesempatan untuk pengembangan karier.

Lalu apa saja pekerjaan yang memiliki tingkat turnover tinggi? Cek selengkapnya!

Pasti kamu sudah sering mendengar apa saja jobdesc dan tanggung jawab seorang SP (Sales Promotion). Yap, performa kinerja seorang sales seringkali underpressure dan menghadapi banyak tantangan karena fokus pada pencapain target penjualan, meskipun hal ini sudah menjadi jalannya untuk mendapatkan kompensasi/upah.

Tak heran, sales jadi salah satu pekerjaan dengan tingkat tunrover yang tinggi. Menurut data yang dihimpun oleh SyncHR.com, rata-rata pekerjaan sales hanya bertahan kurang dari 2 tahun.

Dilansir dari DailyPay.com, ada 5 alasan mengapa tingginya tingkat turnover yang terjadi di industri ritel. Diantaranya, fleksibilitas jam kerja, kurangnya kesempatan dalam pengembangan karier, kondisi kesehatan dan kesejahteraan karyawan, kompensasi/benefit yang didapat serta kurangnya 'meaningful work'.

Belum lagi, ritel di Indonesia yang umumnya memberlakukan kebijakan di mana karyawan toko harus bertanggung jawab atas kerugian dan barang hilang di toko. Meski hal ini merupakan konsekuensi dan sudah tertulis dalam kontrak kerja, tetap saja beban yang cukup memberatkan ini membuat tidak sedikit pekerja ritel yang akhirnya memutuskan untuk resign.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Baca Juga: 5 Tips Mengelola Stres Akibat Pekerjaan, Coba Rehat Sejenak

Seperti yang sering kamu jumpai ketika berkunjung ke restoran atau hotel, waiter atau pelayan di sana yang sibuk berlalu-lalang membawa makanan dan seringkali mengharuskan mereka berdiri dengan jangka waktu yang lama. Tuntutan kerja yang mengandalkan fisik ini mengakibatkan kelelahan, sehingga tingkat kepuasan mereka dalam bekerja pun kurang.

Selain itu, upah yang rendah juga jadi penyebab ketidakpuasan sehingga banyak waiter mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan lain yang dapat membawa benefit lebih.

Sebagian besar perusahaan menempatkan posisi customer service (CS) sebagai level pemula (entry-level) sebelum nantinya mereka dipromosikan jabatan yang lebih tinggi, menjadi supervisor atau manajer.

Di samping itu, CS juga jadi salah satu yang banyak dibutuhkan di perusahaan-perusahaan. Oleh karenanya, hal ini menjadi alasan bagi mereka untuk beralih ke perusahaan lain. Sebagaimana yang disebut pada laman SyncHR.com, ini lah yang menyebabkan tingkat turnover di bidang CS mencapai 45%.

Fakta Tingkat Turnover yang Tinggi

Tingkat turnover berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai obyektif bisnis dan merupakan kunci yang perlu diperhatikan para eksekutif. Alasan orang-orang berhenti bekerja bervariasi dan perusahaan tidak selalu bisa menghentikannya.

Salah satu pengendali atrisi adalah demografi: pengunduran diri generasi baby boomer meningkat drastis beberapa tahun belakangan. Sedangkan milenial juga tidak menetap pada pekerjaan mereka untuk waktu yang lama, jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. Di antara para karyawan, mereka yang berusia 60-64 tahun sudah bekerja paling tidak 10 tahun di pekerjaan terakhir mereka.

Kemudian ada isu pasokan dan tuntutan. Untuk peran tertentu dan di area tertentu, jumlah karyawan dengan skill yang tepat tidak cukup untuk memenuhi lowongan yang dibuka. Misalnya saja sering kita melihat selama bertahun-tahun terjadi kekurangan tenaga medis profesional, ilmuwan dan matematikawan, ahli perdagangan, insinyur, dan ahli IT. Tentu banyak kekurangan ini akan terus berlanjut bahkan dengan laju pengangguran yang lebih tinggi dari laju normal.

Pada akhirnya, karyawan menginginkan hal lebih dari perusahaan tempat mereka bekerja ― tidak hanya uang. Bahkan generasi baby boomer mencari lebih dari gaji yang stabil dan menyatakan bahwa bekerja untuk perusahaan dengan misi yang bertujuan jelas adalah prioritas utama. Survei LinkedIn’s Talent Trends 2020 menunjukkan bahwa seseorang ingin bekerja untuk perusahaan dan dengan rekan yang menginspirasinya.

Masalah yang Akan Terjadi Jika Turnover Karyawan Tinggi

Umumnya, laju employee turnover yang tinggi merupakan sinyal pertanda adanya masalah ― bisa jadi permasalahan perusahaan dalam proses rekrutmen, budaya perusahaan, struktur keuntungan dan kompensasi, manajer individual, pola training dan progres karir, dan lain sebagainya.

Laju employee turnover harus dilihat lagi konteksnya, kemudian juga industrinya; misalnya perhotelan dan ritel biasanya mempunyai perputaran karyawan yang lebih tinggi daripada rata-rata. Sebuah perusahaan seharusnya menjadikan laju turnover sebagai tolok ukur lintas bisnis serupa di industri tertentu untuk memahami seberapa baik mereka mempertahankan karyawannya.

Tidak ada pengembangan karir yang jelas

Karyawan kemungkinan besar akan lebih memilih perusahaan dengan potensi pengembangan karir yang ditandai dengan jenjang karir beserta kriteria yang jelas. Tidak jarang mereka mencari perusahaan startup karena lebih fleksibel dan jenjang karir yang lebih tinggi cenderung lebih mudah digapai dibandingkan perusahaan korporat.

Reputasi Internal maupun Eksternal Menurun

Pandangan orang terhadap perusahaan menjadi buruk karena perusahaan dianggap tidak mementingkan karyawan dan bukan menjadi tempat ideal untuk bekerja. Akibat menurunnya produktivitas dan kualitas output perusahaan juga berakibat buruk terhadap reputasi perusahaan. Temukan tips meningkatkan produktivitas karyawan dan retensi karyawan di sini.

Fase Turnover Karyawan yang Harus Dipahami

Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan ini mempunyai efek jangka panjang yang harus diketahui oleh semua pihak. Mulai dari HR, pengusaha, manager, sampai supervisor bahkan, ke kapten.

Semua harus mengalami evaluasi bila angkanya menunjukkan prosentase sangat tinggi diatas 50%. Hasil tersebut menjadi sebuah alarm keras. Pada prosesnya ada beberapa poin yang perlu dimengerti.

Mulai dari awal masuk, biasanya mereka merasa senang karena, mendapatkan pekerjaan baru. Selanjutnya, melakukan identifikasi. Dari sinilah setiap supervisor dan manager akan berperan besar membuat suasananya menjadi menyenangkan.

Memastikan dengan benar bahwa, kondisinya sangat menyenangkan adalah hal tersulit. Apalagi, kalau keadaannya berada dalam situasi tidak menyenangkan. Kebijakan harus diambil, hasilnya akan mempengaruhi lingkungan sekitar secara keseluruhan.

Perlu diketahui, saat fase ini semua harus berperan besar dan peka. Biasanya, mereka sudah menunjukkan pertanda senang atau tidak. Jika, pimpinan tersebut masih diam dan justru menyangatkan.

Tidak ada kata lain untuk segera keluar. Inilah salah satu tugas HR dimana, mereka memastikan pimpinannya berkerja dengan baik. Bukan sesuai dengan teori saja melainkan pengalaman juga cukup penting.